top of page

Tes... kejar-kejaran...

Beberapa hari lalu saya menonton film kedua The Maze Runner: The Scorch Trial. Kesan setelah saya menontonnya adalah capek. Film berdurasi kurang lebih 2 jam ini tidak menghasilkan apa-apa. Kecuali menimbulkan kesan ngantuk, kaget (beberapa adegan hanya mengagetkan), tidak menemukan inti ceritanya di mana dan berakhir dengan tidak menyimpulkan apa-apa alias bersambung...

 

Saya bilang capek karena selama film berlangsung saya berpikir ini film larinya ke mana. Bentar-bentar lari, bentar-bentar kabur. Lari dari apa? Tidak jelas. Kabur dari mana dan mau ke mana bingung. Pokoknya berlari. Bahkan si tokoh utamanya pun tidak punya rencana. Pokoknya lari sejauh mungkin. Si tokoh ini merasa dia paling benar. Mempunyai felling paling peka. Entah kenapa dan bagaimana pokoknya kabur!


Saya mencoba membandingkan dengan film The Man from U.N.C.L.E. Film ini kurang lebih memiliki kesamaan dalam alur cerita yaitu berlari. Mengejar sesuatu dan dikejar sesuatu. Dalam film ini tergambar jelas siapa yang dikejar, siapa yang mengejar, dan maksud pengejarannya tidak remang-remang. Cerita dibalut dalam sebuah misi penyelamatan terhadap sesuatu. The Scorch Trial? Apa??? cerita dibangun oleh institusi yang tidak jelas, anak-anak ajaib yang sok penting berhamburan. Dan mereka lari... dari apa?


Subjek dan objeknya terpapar gamblang. Di film The Man from U.N.C.L.E menyebutkan beberapa negara. Amerika, Rusia, Itali, Inggris, Jerman Timur, dan Jerman Barat. Setting waktunya juga tidak mengada-ngada: sekitar tahun 60an. Ya walaupun memang alur cerita dalam film mengada-ada tetapi tidak seabstrak film Maze Runner 1 & 2. Coba perhatikan Maze Runner. Setting waktu tidak jelas tahun berapa kapan dan di mana. Tidak ada keterangan penokohan. Kita cuma diberitahu si anu dan si anu. Predikat dalam masyarakat apa, tidak ada. Tahu-tahu muncul di dalam sebuah Maze yang tak pernah tertembus (film kesatu). Dan entah mengapa dan bagaimana tiba-tiba seorang tokoh (yang merasa paling penting tadi) muncul dan berhasil kabur dari Maze. Sudah sesampainya di luar Maze, bukannya istirahat atau menikmati sisa hidup, eh malah ngajak temen-temennya buat kabur lagi (film kedua). Saya sebagai penontonkan merasa di-php-in. Ini maksudnya apa? Ini udah dua film saya tonton masih belum jelas. Saya paham, itu film fiksi, ya tapi ga' bikin njlimet juga kali...paling engga, saya diberi tahu si anu itu anaknya siapa, lahir dan besar di mana, atau sebut saja Si Sok Penting itu pernah rangking berapa di kelas waktu SMA-nya. Apakah dia suka sama pelajaran olahraga? Tidak ada keterangan-keterangan demikian, ujung-ujungnya, kalian tahu diakhir ceritanya gimana? Bersambung! Untungnya, Si Sok Penting Tadi punya rencana. Coba kalo dia ga' punya rencana, film ketiga kayak apa coba... Udah capek lari ke sana ke mari ga pake rencana, bersambung lagi...


Maze Runner dan Scorch Trial saya anggap film yang tingkat ngayalnya paling tinggi. Ada beberapa film yang berjenis sama sebut saja, Percy Jackson, The Hunger Games, atau "yg fenomenal" Harry Potter. Ketiga contoh film itu sama-sama film ngayal dan tokoh utamanya sama-sama sok penting. Percy Jackson film kesatu, enak ditonton karena alurnya penokohan dan tentang apa dan siapa Percy Jackson dan kroni-kroninya dipaparkan jelas. Begitu film kedua rilis, saya sebagai penonton tidak resah lagi dengan kerumitan film. Sehingga masalah yg dihadapi Percy dikemudian hari bisa kita pahami dengan mudah. Begitu juga The Hunger Games dan Harry Potter, ini si Harry malah sampe 7. Dari mulai ia kecil yang ga' tahu apa-apa terus sekolah hingga ia tahu semuanya. Siapa musuhnya siapa kawannya. Kenapa yang diincar dirinya kenapa bukan si Longbottom. Dari ia jomblo sampe menikah dan punya keturunan, betapa sabarnya ia dalam membangun situasi dan emosi penonton. Ketiganya pun berangkat dari sebuah karya novel. Tetapi ketiga judul itu tidak memaparkan situasi yang serba tiba-tiba seperti Maze Runner.


Bicara soal Twist...film The Man from U.N.C.L.E lebih berbobot ketimbang The Scorch Trial. Lihatlah betapa agen Amerika yang sok menang sendiri dan agen Rusia yang sok kuat takluk atas perintah agen Inggris. Yang tadinya mereka ga' akur (kerja-kejaran) menjadi saling menyelamatkan. Udah gitu dijelaskan U.N.C.L.E itu apa, siapa saja anggotanya atas perintah siapa dan misinya apa. Lha...saya malah spoiler akhir ceritanya...ya gimana donk...maksud saya, sebuah film harus punya ending yang apik. Meskipun endingnya menggantung (bersambung) tetap dalam satu judul film yang kita tonton sekarang harus memiliki ketuntasan. Itu baru namanya film...!


Ketika menonton film saya selalu menunggu adegan aksi dan trik didalamnya. Saya ambil adegan kejar-kejaran. The Man from U.N.C.L.E adegan pengejarannya penuh trik dan intrik. Si Amerika sepertinya berhasil melaksanakan misi karena ia kira si Rusia telah tewas tertembak. Ga tahunya pengejaran berlangsung alot karena si Rusia berhasil mengelak. Triknya si Rusia pura-pura mati. Pengejaran terus berlangsung sampai si Amerika terpojok hingga ada satu tempat si Amerika berhasil mengelabui si Rusia dengan menggunakan tembok sebrang jalan. si Rusia berhasil dikelabui, melengganglah si Amerika. Adegan kejar-kejaran diawal film seperti itu saja ekspektasi saya sudah terbangun. Sepanjang film aksi pengejaran sering terjadi. Entah itu sesama agen berkejaran, entah pura-pura mengejar, menghindar, kabur, dikejar, dikhianati (yg satu kabur mati-matian, yg satu lagi asik nonton rekannya dikejar, udah gitu nontonnya sambil makan hamburger) dan sebagainya.


Dalam sebuah film juga kadang-kadang ada unsur komedinya. The Man from U.N.C.L.E mengusung lawakan konyol, beberapa dialognya dan adegannya sedikit berbau rasis dan saya tidak merasakan bahwa itu adalah isu yang sensitif. Enjoy aja, orang situasinya lagi ngelawak. Konyol aja jadinya. Engga. Maksudnya, konyol yang elegan. Bukan konyol yang bodoh. Kalo Scorch Trial? di mana? pantes aja saya nonton sampe ngantuk. Datar. Ngobrol, sok penting, sok ada masalah, kabur...oh salah, lari.. ketemu zombie, selamat, lari lagi... selamat lagi. Dihadang musuh, tau temennya dalam rombongan ga' jadi dianggap musuh padahal sudah dalam sasaran tembak. Selamat lagi. Digrebeg sama angkatan bersenjata lengkap, masih bisa selamat. Begitulah sampai film ini bersambung...


ya elah!

Recent Posts
Archive
Kategori
bottom of page